Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

PHRI Ungkap Dampak Saat Bandara SMB II Palembang yang Kini Tak Lagi Layani Penerbangan Internasional

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang yang sebelumnya merupakan bandara internasional, kini statusnya beralih menjadi bandara yang hanya melayani penerbangan domestik. Sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumsel Kurmin Halim, merasa kecewa dengan keputusan pemerintah tersebut. "Dampaknya terhadap dunia pariwisata di Sumsel tentu sangat besar, karena wisatawan asing akan menurun jauh.  Sebab kalau mereka mau ke Palembang harus transit dari daerah lain yang tentunya akan membuat biaya perjalanan jadi meningkat," kata Kurmin Halim, Jumat (26/4/2024). Menurutnya, ini otomatis akan menurunkan tingkat huni hotel yang ada di Sumsel, karena hanya mengandalkan wisatawan domestik serta kegiatan tertentu.  "Dengan tempat wisata yang terbatas, maka akan sulit bagi Sumsel untuk bersaing dengan daerah lain dalam rangka menarik wisatawan berkunjung," ungkapnya. Baca juga: Bandara SMB 2 Palembang Tak Lagi Jadi Bandara Internasional, Kadisbudpar Sumsel Buka Suara Baca juga: Bandara SMB II Palembang Alih Status, Tak Lagi Layani Penerbangan Internasional Selain Haji & Umroh Sebelum masa Covid-19, banyak penerbangan internasioanl yang ada di SMB II. Diantaranya penerbangan dari Palembang ke Malaysia dan sebaliknya dalam satu minggu sudah ada 10 kali penerbangan, dimana ada 7 hari pesawat pagi dan 3 hari pesawat jadwal siang. Ada pula penerbangan Singapore Palembang PP seminggu sudah 7 kali. "Sekarang penerbangan tersebut nol, artinya jangan lagi berharap wisatawan kedua negara akan ke Palembang kalau bukan hanya karena urusan bisnis," katanya. Menurutnya, kalau pemerintah mau mencegah rakyat Indonesia tidak mudah ke luar negeri karena alasan berlibur maka perbaiki daerah wisata secara maksimal.  "Contohnya seperti Bali yang wisata nya memang bagus. Untuk daerah lainnya perlu diperbaiki juga, sehingga orang Indonesia cukup berlibur dalam negeri saja," katanya. Lalu menurut pengusaha di Palembang ini, kalau mau mencegah rakyat Indonesia tidak berobat ke luar negeri maka perbaiki sarana dan prasarana serta pelayanan rumah sakit. "Kasihan mereka yang sakit dan memang harus berobat ke luar negri, karena keterbatasan peralatan rumah sakit di Indonesia sekarang akan sulit berobat ke luar negeri sebab masa perjalanan akan lebih lama," ungkapnya.