Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Dispar Sleman Imbau Hotel-Resto Ikut Peduli Kurangi Sampah, Dipilah Dulu Sebelum Dibuang

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman terus menggalakkan upaya pengurangan sampah setelah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) regional Piyungan, yang menampung sampah dari Kabupaten Sleman , Kota Yogyakarta dan Bantul ditutup permanen per awal Mei. Persoalan sampah ini diharapkan tidak mengganggu sektor pariwisata. Oleh karena itu, Dinas Pariwisata Sleman mengimbau pengelola Hotel dan Resto di Bumi Sembada untuk mulai mengurangi sampah , setidaknya memilah sampah sebelum dibuang.  "Intinya karena TPA Piyungan ditutup maka kita akan koordinasi dengan pihak PHRI untuk bagaimana hotel dan resto ini dapat mengelola sampahnya secara mandiri. Paling tidak bisa memilah sampahnya mulai dari lokasi mereka, nanti bekerjasama dengan DLH sehingga tidak kesulitan dalam penanganannya," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid, Jumat (3/5/2024).  Ishadi mengatakan, di sejumlah desa wisata, pihaknya mengaku sudah memberikan edukasi dan kini mulai menerapkan manajemen pengelolaan sampah dengan baik, misalnya di desa wisata Pancoh dan Tebing Breksi. Di sana sampah sudah dipilah antara yang organik dan anorganik. Baca juga: DLH Sleman Bakal Pasang CCTV,  Sanksi Sosial Menanti Bagi Pembuang Sampah Liar  Nantinya sampah yang organik bisa dimanfaatkan untuk pembuatan kompos ataupun cairan ekoenzim. Di Kaliurang dan Kaliadem, destinasi yang dikelola Pemerintah Kabupaten bahkan akan dibuat transfer depo, untuk proses pengelolaan sampah secara mandiri.  Ishadi berharap, upaya pengurangan sampah juga bisa diterapkan di hotel dan resto. Jika sampah dipilah maka yang dibuang hanya tinggal residu, sehingga mampu mengurangi timbunan sampah . Mengenai proses ini, Dinas Pariwisata mengaku akan berkomunikasi dan duduk bersama dengan PHRI agar bersama-sama mulai peduli sehingga tidak membuang sampah tanpa dipilah terlebih dahulu.  "Karena kalau kapasitas pengelolaan sampah kita sampai overload maka bakal menjadi masalah bagi pariwisata,"tuturnya.  Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman , Epiphana Kristiyani berharap masyarakat, termasuk hotel dan restoran memiliki kepedulian bersama untuk memilah sampah . Sampah organik bisa dikelola dengan komposter sedangkan yang anorganik dikumpulkan dan sampah yang laku dijual bisa dijual di tukang rongsok atau dibawa ke bank sampah yang kini berjumlah 170 tersebar di Sleman .  "Saya pikir jika masyarakat mau memilah sampah maka akan sangat membantu. Sampah residu yang diolah di dua TPST kami, di Tamanmartani dan Sendangsari tidak banyak lagi karena sudah banyak berkurang," ujar dia.( Tribunjogja.com )