Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Dampak Krisis Air Bersih di Balikpapan, Kualitas Produk Makanan Terancam Turun - Prokal

Prokal.co - Krisis air bersih yang mendera Balikpapan telah menyulitkan berbagai sektor usaha, termasuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) hingga perhotelan. Selain membuat biaya operasional bengkak, kualitas produk yang disajikan terancam turun. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan Soegianto mengungkapkan, bahwa situasi ini telah memaksa para pemilik usaha untuk mengeluarkan biaya ekstra guna memenuhi kebutuhan air bersih. "Soal air bersih memang menjadi masalah di Balikpapan, terutama bagi industri pengolahan termasuk restoran. Meskipun banyak hotel telah memiliki sumur dan sistem pengolahan air sendiri, kebutuhan akan air bersih untuk keperluan restoran tetap menjadi tantangan," ujar Soegianto, Senin (27/5). Ini mencakup kebutuhan untuk pencucian makanan, perlengkapan, dan kebersihan lainnya. Hal ini menimbulkan biaya tambahan bagi para pemilik restoran, yang harus mencari solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Beberapa di antaranya bahkan harus membeli air bersih dari sumber lain, menambah beban operasional mereka. "Kami telah memiliki sumur dan water treatment plant (WTP) sendiri di hotel layaknya di perumahan, namun untuk restoran, kebutuhan akan air yang bersih dan layak konsumsi tetap menjadi masalah," ucapnya.  Di sisi lain, krisis air bersih juga memengaruhi kualitas produk dan layanan yang ditawarkan oleh industri-industri ini. Kualitas air yang kurang memadai dapat berdampak negatif pada kebersihan produk makanan dan minuman yang disajikan, serta meningkatkan risiko kesehatan bagi konsumen. Dalam menanggapi keluhan para pelaku usaha dan masyarakat, pemerintah setempat diharapkan untuk segera mengambil langkah konkret dalam mengatasi krisis air bersih ini. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan masyarakat, juga diharapkan untuk dapat menjaga pasokan air bersih yang memadai dan berkualitas di Balikpapan. Sementara itu, Soegianto juga menegaskan, pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam menghadapi krisis ini. " Kami berharap, ada langkah konkret dan kolaboratif dari semua pihak untuk mengatasi masalah ini. Kualitas air bersih adalah hak masyarakat yang harus dijamin," harapnya. Dengan kondisi saat ini, keberlanjutan usaha dan kesejahteraan masyarakat Balikpapan menjadi taruhan besar. Diperlukan tindakan cepat dan efektif untuk mengatasi krisis air bersih ini agar kehidupan sehari-hari dapat berjalan lancar dan produktif. Ditinjau dari posting-an akun media milik Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) selaku pihak penyedia air bersih, beberapa waktu lalu pihak PTMB telah melaksanakan audensi dengan Kementerian PUPR, diskusi dan penandatanganan MoU rencana SPAM regional yang diprakarsai oleh PTMB dan Pemerintah Kota Balikpapan, dengan menggandeng Kabupaten Kukar dan PPU untuk bisa dialiri air baku yang berasal dari Intake Mahakam, Samarinda. Dengan harapan proyek SPAM Regional ini menjadi solusi pemenuhan air baku bagi empat daerah di Kaltim dan bisa dijadikan proyek strategis nasional. Selain itu, PTMB berkoordinasi dengan BWS untuk mencari solusi ketersediaan air baku. Lebih lanjut, PTMB menginisiasi kerja sama untuk optimalisasi dan revitalisasi sumur-sumur dalam yang masih layak digunakan. Terungkap pula bahwasanya, Balikpapan saat ini defisit air baku sebanyak 1.900 liter per detik. Ketika akan dikonfirmasi perihal keluhan para pelaku UMKM dan industri tersebut, pihak humas PTMB mengatakan akan segera melakukan konferensi pers dalam waktu dekat guna menjawab masalah tersebut.