Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Tiga Pekan Jelang MotoGP, PHRI NTB Sebut Masih Banyak Kamar Hotel yang Tersedia

Mataram (Suara NTB) – Tiga pekan menjelang pelaksanaan MotoGP Mandalika tanggal 27 – 29 September 2024, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan bahwa masih banyak kamar hotel yang tersedia di Lombok. Tak hanya di wilayah Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara dan Lombok Timur saja, namun di Lombok Tengah pun masih ada kamar yang belum terpesan. Ketua Dewan Kehormatan PHRI NTB, I Gusti Lanang Patra mengatakan, ada tiga zona untuk ketersediaan akomodasi MotoGP di Lombok yaitu zona satu, zona dua dan zona tiga. Zona satu berada di Mandalika dan sekitarnya, zona dua di Kota Mataram dan sekitarnya serta zona tiga di wilayah Senggigi dan sekitarnya. Pada ring atau zona satu di kawasan Mandalika dan sekitarnya, sampai saat ini sekitar 90 hingga 95 persen kamar hotel berbintang yang sudah terpesan untuk tanggal 27 – 29 September. Pihak yang paling banyak memesan adalah pembalap, kru dan ofisial MotoGP. “Sedangkan kamar non bintang seperti homestay dan guesshouse masih kisaran 30 sampai 40 persen keterisiannya. Artinya orang yang sudah booking,” kata I Gusti Lanang Patra dalam Rapat Koordinasi Kesiapan Penyelenggaraan MotoGP 2024 yang digelar oleh Polda NTB di Mataram, Kamis, 5 September 2024. Selanjutnya di Kota Mataram yang masuk dalam zona dua, reservasi kamar di hotel bintang saat MotoGP 2024 baru 40 – 50 persen. Sedangkan hotel non bintang baru terpesan antara 10 – 20 persen saja. Adapun di kawasan Senggigi, hotel bintang yang sudah direservasi untuk MotoGP baru sekitar 30 persen. Begitu juga di kawasan Tiga Gili Lombok Utara masih banyak kamar yang tersedia. “Jadi kesimpulannya, ketersediaan hotel masih banyak. Tak ada masalah. Karena ada penonton MotoGP khususnya dari luar daerah mereka ada yang menginap di Bali. Ini yang menyebabkan juga hotel-hotel di Lombok berkurang reservasinya,” katanya. Gusti Lanang Patra mengatakan, terkait dengan harga kamar hotel di momentum MotoGP, para pelaku usaha perhotelan sejauh ini masih tetap berpedoman pada Pergub terkait pembatasan harga kamar saat event internasional. Ia mengakui bahwa di MotoGP tahun 2022 lalu memang harga kamar hotel rata-rata tinggi. Namun yang membuat harga kamar hotel tinggi sesungguhnya adalah permainan para broker. Para broker membeli harga kamar dengan harga tertentu di pengelola property, namun dijual lagi ke pihak lain dengan harga yang sangat tinggi. “Namun pada MotoGP tahun 2023 lalu, para broker banyak yang collapse, bahkan ada yang sampai nangis-nangis minta kembalikan kamar, ya ndak bisa. Karena kebiasaan mareka membayar kamar semua kemudian mereka jual, nah di tahun kemarin penonton turun sehingga mereka tak bisa jual kamar. Nah pada MotoGP yang ketiga ini boleh dibilang, broker sudah tak ada lagi,” katanya.(ris)