Denpasar (ANTARA) - Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali Perry Markus berpandangan untuk menggaet atau menarik lebih banyak kunjungan wisatawan India ke Pulau Dewata, dibutuhkan penguatan karakteristik budaya oleh para pelaku pariwisata di Bali. "Perlu penguatan karakteristik budaya India dan hal-hal yang mereka (wisatawan) sukai. Untuk 'guide' misalnya perlu belajar budaya India sehingga bisa mengikuti kesenangan wisatawan India itu apa," kata Perry Markus di Denpasar, Rabu. Selain pramuwisata atau "guide", termasuk juga para pelayan restoran dan para staf hotel bahkan hingga para sopir biro perjalanan di Bali harus menyesuaikan, sehingga wisatawan dari India bisa mendapatkan pengalaman yang menyenangkan ketika berwisata ke Bali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, wisatawan yang datang langsung ke Provinsi Bali pada bulan Juli 2023 tercatat sebanyak 541.353 kunjungan. Wisatawan India tercatat menempati peringkat kedua kunjungan wisman tertinggi ke Bali yakni sebanyak 40.843 orang. Jumlah kunjungan wisman India dikalahkan wisatawan Australia yang menduduki peringkat pertama dengan kunjungan ke Bali sebanyak 132.939 orang. "Jumlah penduduk India itu hampir menyamai penduduk Tiongkok. Artinya ini jika dilihat dari segi potensi besar sekali dan Bali bisa mengambil peluang ini," ujar Perry Markus. Baca juga: PHRI usul Pemda Bali buat aplikasi aturan untuk wisman Selain pentingnya penguatan karakteristik budaya oleh para pelaku pariwisata, yang tidak kalah penting juga wisatawan India senang dengan kuliner vegan sehingga nampaknya dari sisi ini juga harus diperbanyak. Menurut Perry Markus, dari sisi bahasa, para pelaku pariwisata di Bali cukup mudah menyesuaikan dengan wisatawan India karena mereka mayoritas menggunakan bahasa Inggris. Sedangkan mengenai tempat menginap wisatawan India disesuaikan dengan segmennya. "Untuk yang high class mereka tinggal di hotel-hotel berbintang, namun ada juga yang suka tinggal di vila," ucapnya. Bahkan, belakangan ini, banyak wisatawan India yang menggelar "wedding" atau pesta pernikahan di Bali. "Kalau wedding, mereka bisa tiga hari tiga malam pesta terus yang biasanya digelar di hotel-hotel besar," katanya. Baca juga: PHRI Bali sambut positif kedatangan pesawat Emirates A380-800 Selain paket pesta pernikahan, pendekatan kemiripan budaya antara India dan Bali bisa dimanfaatkan untuk mendatangkan lebih banyak wisman India ke Bali. Sementara itu, data Bank Indonesia menyebut wisatawan India merupakan salah satu wisman dengan spending atau belanja yang tinggi, dalam satu hari rata - rata wisman India belanja Rp3,3 juta, sedangkan total spending wisman India selama di Bali mencapai Rp30,7 juta. Di tengah berbagai potensi yang bisa diraih Bali dari kunjungan wisatawan India, Perry Markus melihat yang menjadi tantangan utamanya adalah penerbangan langsung dari India ke Bali. "Terutama penting untuk maskapai yang Indonesia punya. Kalau menggunakan maskapai milik negara lain, otomatis akan transit dulu di negara mereka," katanya.