Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Kunjungan Wisman Asal Malaysia Turun, ASITA dan PHRI DIY Dorong Pemda DIY Gencarkan Promosi

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Jumlah kunjungan wisatawan Malaysia yang berkunjung ke DIY menurun pada Agustus 2024. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, jumlah turis Malaysia yang datang ke DIY sebanyak 3.693 wisatawan dengan andil 36,43 persen. Secara bulanan jumlah kunjungan wisatawan Malaysia turun 10,19 perse, sementara secara tahunan juga mengalami penurunan yaitu sebesar 27,58 persen. Plt ASITA DIY, Edwin Ismedi Himna, mendorong pemerintah untuk gencar melakukan promosi ke Malaysia. Sebagai destinasi wisata, pemerintah mestinya melakukan aksi jemput bola. “Gencar promosi, ikut travel fair, pameran pariwisata ke sana (Malaysia). Hanya dengan cara itu yang bisa kita lakukan. Promosi ke Malaysia dan Singapura ini kan biayanya rendah. Hampi sama cost (biaya dari Yogyakarta) ke Jakarta, tetapi impact (dampaknya) besar dan berkelanjutan,” katanya Minggu (20/10/2024). Malaysia menjadi negara yang potensial. Selain sudah ada penerbangan langsung Yogyakarta-Kuala Lumpur, wisatawan Malaysia tidak mengenal musim. Berbeda dengan Eropa yang hanya musim tertentu. “Promosi jangan berhenti, Malaysia, Singapura itu harus terus. Malaysia (wisman Malaysia) ini harus dipertahankan. Di sana (Malaysia) nggak mengenal musim, bisa setiap minggu selalu ada (wisman Malaysia ke DIY),” lanjutnya. Baca juga: Ini Kendala yang Dihadapi Industri Pariwisata DIY untuk Menggaet Turis India Ia pun meminta Pemda DIY tidak lengah. Pasalnya negara-negara tetangga sudah berbenah dan gencar melakukan promosi ke Malaysia, seperti Vietnam dan Thailand.  Selain gencar promosi, harga berwisata ke Vietnam dan Thailand lebih murah. Sehingga, saat ini banyak wisatawan Malaysia yang memilih berwisata ke Vietnam atau Thailand daripada Yogyakarta. “Vietnam itu sekarang promosi besar-besaran ke Malaysia, di sana (Vietnam) lebih murah dan banyak pilihan sekarang, seperti Da Nang, Ho Chi Minh, Saigon. Hati-hati, kompetitor kawasan terdekat, jangan lengah. Harapannya industri pariwisata juga dilibatkan dalam promosi,” ujarnya. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono menyebut promosi pariwisata DIY ke luar negeri masih kurang, khususnya Malaysia dan Singapura. “Tanpa promosi, kita (pariwisata DIY) tidak akan dikenal. Malaysia, Singapura itu pasar, tetapi nggak digarap. Makanya kami mendorong pemerintah daerah (Pemda DIY dan pemerintah kabupaten/kota) untuk promosi, ASEAN ajalah,” ungkapnya.   Ia juga mendesak agar pemerintah segera merealisasikan penerbanga langsung Yogyakarta-Thailand. Sebab, Thailand merupakan hub dari berbagai negara. Sehingga tidak hanya menarik wisatawan asal Thailand, tetapi juga dari berbagai negara lain. “Direct flight (penerbangn langsung) ke Thailand-Yogya ini akan kami dorong terus. Kami mendorong menteri (menteri perhubungan) yang baru untuk merealisasikan. Kami pernah ke Thailand dan welcome (antusias), potensi market ke Thailand juga besar. Jadi penerbangan nggak sia-sia, pasti terisi seat-nya,” imbuhnya. (*)