Beranda / Berita Kamis, 14 November 2024 Baliberkarya (Ist) Baliberkarya.com – Denpasar. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengadakan kegiatan Temu Wirasa Stakeholders 2024 dengan tema "Creating Your Next Move in 2025: Enhancing Economic Resilience and Equality in Bali". Acara ini bertujuan memperkuat sinergitas dengan berbagai pemangku kepentingan demi mendorong ketahanan ekonomi dan kesetaraan di Bali. Kegiatan dibuka oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, bersama Penjabat Gubernur Bali, Irjen. Pol. (Purn.) Drs. Sang Made Mahendra Jaya, M.H. Diskusi ini menghadirkan sejumlah narasumber, termasuk mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno; Ketua PHRI Bali, Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, M.Si.; serta desainer ternama, Anne Avantie. Erwin Soeriadimadja menggarisbawahi pentingnya upaya mengatasi kesenjangan ekonomi antara Bali Selatan (Sarbagita) dan wilayah non-Sarbagita, meski ekonomi Bali telah pulih pasca-pandemi. "Tiga sinergitas penting perlu dijalankan, yaitu pengendalian inflasi dan swasembada pangan, mendorong digitalisasi, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat," ujarnya. Penjabat Gubernur Bali, Mahendra Jaya, menyoroti tantangan dalam pemerataan pembangunan. Ia menyebut pentingnya peningkatan jaringan jalan Bali Utara-Selatan serta dukungan permodalan untuk UMKM agar dapat meningkatkan daya saing di seluruh Bali. "Langkah strategis ini dapat meningkatkan daya saing kawasan," tambahnya. Sementara itu, Sandiaga Uno menekankan bahwa pemberdayaan UMKM dan komunitas lokal menjadi kunci kesetaraan ekonomi di Bali. Menurutnya, keterlibatan perempuan, generasi muda, serta pengembangan infrastruktur sosial melalui akses pendidikan harus diutamakan. “Bali belum mengalami overtourism karena potensi wisata di wilayah Bali Barat dan Timur masih besar,” katanya. Ia juga menilai bahwa digitalisasi pariwisata dapat mempercepat pemerataan wisata di seluruh Bali. Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau akrab disapa Tjok Ace, mengungkapkan bahwa wilayah Sarbagita menyumbang 65,96% dari total ekonomi Bali, sementara wilayah non-Sarbagita hanya 31,01%. Angka ini mencerminkan ketidakmerataan yang harus segera diatasi. "Akselerasi pertumbuhan ekonomi akan lebih cepat tercapai dengan strategi pembangunan tepat sasaran sesuai keunggulan wilayah," ungkapnya. Dalam konteks pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif, Anne Avantie menyampaikan bahwa keberanian serta kemampuan melihat peluang adalah kunci sukses. “Saya berani membuka lini bisnis kuliner dengan niat meningkatkan pemberdayaan tenaga lokal,” jelasnya. Kegiatan ini juga menjadi ajang apresiasi bagi pemangku kepentingan yang selama ini mendukung tugas-tugas Bank Indonesia, mulai dari pemerintah daerah hingga UMKM dan asosiasi lainnya. Dengan kolaborasi ini, diharapkan Bali dapat menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif. (Rls/BB) TAGS: Temu Wirasa Stakeholders 2024 Pemerataan Pembangunan Bali Sektor Pariwisata Pertanian Ekonomi Kreatif