Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

CANCEL Ratusan Penerbangan Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, PHRI Harap Tak Ganggu High Season di Bali

TRIBUN-BALI.COM  - Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya belum bisa memperkirakan kerugian hotel di Bali akibat batalnya wisatawan yang datang. Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Nusa Tenggara Timur membuat ratusan penerbangan cancel. Sedangkan dalam waktu dekat, pariwisata akan memasuki musim kunjungan ramai atau high season. Ia berharap bencana ini tak sampai mengganggu high season. “Tidak bisa kami lakukan itu (penafsiran rugi). Tidak mudah pertama kan ini natural disaster jadi masalah alam begitu ada gunung erupsi di NTT penerbangan dari Australia mulai tutup ke Bali begitu juga sebaliknya. Banyak penumpang yang mau kembali ke Australia pending. Jadi mereka extend di Bali,” kata Rai, Jumat (15/11). Namun extend ini juga bukan keinginan para wisatawan. Jadi, kata dia, belum bisa dilakukan penghitungan dimana mereka menginap karena belum tentu mereka menginap di hotel yang sama dengan sebelumnya. Baca juga: Suyadinata: Ajak Anak Muda dalam Pembangunan Badung, Suyasa Support Turnamen Mobile Legend di Dalung Baca juga: JANJI Suyadinata, Jika Terpilih Akan Naikkan Insentif ASN di Kabupaten Badung SILAHKAN SCAN QRIS: Pemprov Bali Buka Donasi Untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki (istimewa) “Iya kalau mereka punya bujet, jadi tidak bisa dihitung karena mereka tersebar di ratusan hotel. Kami tidak dapat data yang valid, tidak subyektif. Extend menambah tingkat hunian tapi kan ada yang cancel. Tapi kan tidak sama kan banyak yang datang harusnya tentu hotel-hotel yang banyak menerima tamu belum tentu hotel yang sama,” paparnya. Rai berharap semoga situasi ini segera membaik dan tidak sampai mengganggu high season di Bali. “Semoga tidak sampai mengganggu high season, harapan kami pekan ini selesai (erupsi),” paparnya. Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Bali, I Putu Winastra mengungkapkan, erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Nusa Tenggara Timur mengakibatkan kerugian karena penutupan Bandara Labuan Bajo. Biro perjalanan wisata yang sedang membawa turis dari Bali ke Labuan Bajo tak bisa menggunakan jalur udara. Data sementara, erupsi Lewotobi membuat biro perjalanan wisata di Bali sudah rugi Rp 1 miliar karena ada banyak pembatalan penerbangan. "Erupsi ini memberikan dampak kepada wisatawan yang di-handle anggota kami. Sampai saat ini baru 8 BPW (biro perjalanan wisata) yang memberikan data mengakibatkan kerugian sekitar Rp 1 miliar. Sisanya menunggu update karena masih dalam proses penanganan evakuasi," ungkapnya. Penutupan penerbangan dari Bandara Labuan Bajo ke Bali membuat para biro perjalanan harus mengeluarkan biaya lebih karena tamu mereka harus menginap lebih lama atau pindah transportasi ke fast boat untuk keluar Labuan Bajo. Saat penerbangan tak bisa dilakukan dampak letusan Gunung Lewotobi, wisatawan asing memilih untuk extend di Bali. Namun bukan berarti wisatawan yang extend ini dapat menggantikan jumlah wisatawan yang seharusnya datang ke Bali. Sementara itu, sejumlah wisatawan yang tertahan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat karena erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, berhasil dievakuasi melalui  transportasi laut dan udara. “Bandara Internasional Komodo resmi kembali dibuka pada Kamis setelah ditutup sementara sejak tercatat adanya aktivitas vulkanik dari Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Senin lalu, 11 November 2024,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana. Widiyanti akan berkoordinasi dengan stakeholders terkait untuk memastikan seluruh wisatawan terdampak dapat kembali ke daerah asalnya dan mendapatkan pelayanan terbaik.  “Kami juga akan pantau dan pastikan bahwa pemerintah hadir melayani wisatawan dan warga yang terdampak erupsi,” kata Widiyanti.