Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Perhotelan Bali Optimis Meski Perjalanan Dinas Dipangkas

Badung, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor S-1023/MK.02/2024 tanggal 7 November 2024. Surat tersebut mengenai pemangkasan anggaran perjalanan dinas minimal 50 persen dari sisa pagu anggaran 2024.Provinsi Bali sebagai lokasi favorit dalam melaksanakan kegiatan dinas memiliki berbagai macam hotel sebagai lokasi penunjang. Kabupaten Badung kerap menjadi lokasi terselenggaranya kegiatan bertaraf nasional hingga internasional. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, mengaku tetap optimis meski ada pemangkasan perjalanan dinas ini.1. Angka hunian hotel menunjukkan tren positifIlustrasi kamar hotel di Bali. (IDN Times/Yuko Utami)Menurut Suryawijaya, tingkat hunian hotel di Bali, khususnya Badung tergolong baik. Menurutnya, sampai saat ini tingkat hunian hotel tercapai 80-90 persen, karena tidak hanya mencantumkan untuk MICE saja.Ia menambahkan, tren positif ini karena ada kunjungan dalam kategori lainnya seperti untuk leisure, insentif, honeymoon, dan lainnya. Jumlah kunjungan juga disokong oleh adanya acara bertaraf internasional. Ia mencontohkan seperti World Public Relation Forum yang berlangsung selama empat hari di Nusa Dua beberapa waktu lalu.“Ini dampak yang sangat positif terutama untuk okupansi hotel. Kedua, omset hotel itu sendiri," ujar Suryawijaya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon pada Sabtu, 23 November 2024.Angka 90 persen itu, kata Suryawijaya merupakan acuan dalam manajemen hotel. Jika angka di atas 70 persen, maka kondisi manjemen hotel tergolong baik. Sedangkan jika di angka 50-60 persen cukup mengkhawatirkan.“Kondisi 50 persen ketika ada persoalan terjadi seperti bom bali, erupsi, pandemi pun kita hancur-hancuran. Sebagian besar hotel tutup di Bali,” ungkapnya.2. PHRI Badung tetap optimisIlustrasi pembangunan vila di Badung. (IDN Times/Yuko Utami)Meskipun adanya SE pemangkasan anggaran perjalanan dinas, PHRI Badung tetap optimis terhadap jalannya industri pariwisata di Bali.“Badung dan Bali tentunya masih optimis, tetap pariwisata adalah penyangga ekonomi dari Bali ke depannya,” ujar Suryawijaya. Lelaki yang juga menjabat sebagai Wakil Bidang Investasi PHRI Bali ini mengaku optimisme tersebut karena hotel-hotel di Bali tidak hanya mengandalkan kunjungan dari Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) atau dalam istilah Bahasa Indonesia dari sisi Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran.“Kita tidak hanya fokus dalam penyelenggaraan event saja. Tapi tamu-tamu repeater guest langganan, family, dan insentif itu banyak,” kata dia.Sesekali Badung masih menjadi lokasi pilihan penyelenggaraan acara nasional dan internasional, karena fasilitas MICE yang tergolong lengkap.“Market (pasar) kita itu mix market (pasar campuran), tidak hanya satu fokus pada itu (MICE) saja. Jadi tidak masalah kalau berkurangnya event, kita berikan porsi yang banyak kepada individu atau insentif maupun family,” tegas Suryawijaya.Ia juga mengaku kerap mengadakan pertemuan dengan para pelaku industri pariwisata, dan akomodasinya untuk meningkatkan kualitas layanan. Sehingga, bagi Suryawijaya, pertemuan tersebut dalam rangka memperkuat kenyamanan dan keamanan tinggal di hotel dengan harga yang kompetitif. 3. Badung masih jadi pusat hotel dengan fasilitas MICEIPOC 2024 di Nusa Dua bentuk wisata Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) . (IDN Times/Yuko Utami)Berdasarkan penjelasan Suryawijaya, Badung masih menjadi pusat pelaksanaan acara tingkat nasional maupun internasional yang difokuskan pada area Nusa Dua dan Kuta. Alasan kedua, area itu jadi fokus lokasi acara karena lengkapnya fasilitas serta faktor keamanan dan kenyamanan para tamu. Berdasarkan pendataan PHRI Badung, ada sekitar 400-an hotel yang tergabung dalam PHRI Badung. Adapun hotel bintang empat dan lima, pengawasannya dialokasikan ke pihak PHRI Bali, serta hotel bintang 3 ke bawah adalah PHRI Badung. Ia mengungkapkan hampir 60 persen hotel bintang tiga, empat, dan lima berada di Badung. Sedangkan resor atau sanggraloka, menurut Suryawjiaya juga tersebar di Badung dengan kategori hanya untuk menginap sampai dilengkapi fasilitas wisata lainnya, seperti beach club.