MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Jelang akhir tahun, sejumlah hotel di Kota Malang telah menyambut dengan menghadirkan sejumlah program promo Natal dan Tahun Baru (Nataru). Seiring dengan kebijakan pemerintah pusat terkait tiket pesawat murah saat Nataru, diharapkan okupansi hotel di Kota Malang juga mengalami peningkatan. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang Agoes Basoeki menargetkan, okupansi hotel pada Nataru tahun ini bisa melebihi capaian tahun lalu. “Target kami untuk Nataru ini ya 70 persen sampai 80 persen. Sama dengan tahun lalu, sebesar 80 persen. Tapi karena ada kabar tiket akan diberikan murah, harapannya okupansi nanti bisa diatas 80 persen,” ungkap Agoes. Lebih jauh, Agoes menyampaikan kini hotel hotel yang ada di Kota Malang sudah mulai mendekorasi tempatnya dengan nuansa Nataru. Selain itu, banyak juga hotel yang memberikan program promo khusus Nataru hingga program Gala Dinner khusus untuk menarik minat wisatawan. Di Kota Malang, setidaknya ada 90 hotel yang berada dibawah naungan PHRI. Mulai dari hotel melati, guest house, hingga hotel bintang lima. “Beberapa hotel yang memang menonjol, itu biasanya penuh sejak jauh hari saat momen Nataru. Apalagi hotel-hotel yang dekat dengan wisata, seperti Kayutangan misalnya. Itu pun bahkan walaupun tidak Nataru, tiap weekend sering penuh yang di dekat Kayutangan itu,” beber dia. Dikatakan Agoes, beberapa hari ini saja, sudah ada sejumlah hotel yang mendapatkan banyak pesanan. Selain karena momen Nataru, ditengarai ini terjadi lantaran didorong adanya beberapa event yang digelar di Kota Malang dalam waktu dekat ini. Salah satunya adalah event olahraga sepeda. “Selain Nataru, Minggu depan ini ada jambore sepeda lipat nasional. Itu pesertanya ada ribuan orang dari berbagai daerah. Jadi mereka sudah pesan mulai saat ini dan beberapa hotel sudah dapat pesanan,” tambahnya. Agoes pun berharap, pada momen Nataru nanti, pemerintah bisa menghadirkan daya tarik wisatawan untuk datang ke Kota Malang. Harapannya agar tingkat okupansi perhotelan bisa terjaga dengan baik. “Dari pengalaman sebelumnya, pemerintah memang harus kreatif. Jadi harus bisa menyelenggarakan event event yang menjadi daya tarik. Ini nantinya akan berdampak pada wisata, yang selanjutnya juga berdampak pada perekomian secara umum,” tutupnya. (ian/aim)