TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY optimistis okupansi hotel di DI Yogyakarta selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan anggota PHRI DIY sudah menyiapkan paket-paket Nataru. Menurut data sementara, reservasi hotel di DI Yogyakarta pada 24 Desember 2024 sampai 1 Januari 2025 mencapai 70 persen. “Reservasi 70 persen se-DIY. Kalau di Kota Yogyakarta dan Sleman itu bisa 80 sampai 85 persen,” katanya, Minggu (15/12/2024). Melihat tren meningkatnya reservasi pada Nataru 2024/2025, ia meyakini okupansi hotel di DIY bisa lebih dari 90 persen. Bahkan ia optimis tingkat keterisian kamar hotel di Jogja bisa mencapai 95 persen. “Tahun lalu (2023) kan okupansi 90 persen. Dari reservasi tanggal 24 Desember 2024 sampai 1 Januari 2025 saja sudah 70 persen, dulu (periode yang sama tahun 2023) belum (reservasi di bawah 70 persen). Target (2024) paling tidak seperti tahun lalu (90 persen), tetapi kami kok optimis akan melebihi dari 90 persen. Insyaallah (95 persen),” sambungnya. Terkait dengan harga kamar, anggota PHRI DIY sepakat untuk tidak aji mumpung. Namun pada liburan Nataru kali ini, hotel di DIY bisa menaikkan tarif hotel maksimal 70 persen. Hal itu karena biaya operasional hotel juga mengalami peningkatan, seperti kenaikan bahan baku, makanan, dan komponen lainnya. Sehingga, anggota PHRI DIY terpaksa menaikkan harga sebesar 70 persen dari publish rate untuk periode 24 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025. Pihaknya juga akan meningkatkan hospitality kepada para wisatawan yang berkunjung ke Jogja. “Ada beberapa faktor yang juga operasional itu naik. Itu yang menyebabkan teman-teman menaikkan sebesar 70 persen dari publish rate,” terangnya. Sebelumnya, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie menambahkan seluruh pelaku industri pariwisata di DIY diharapkan dapat menjadi tuan rumah yang bertanggungjawab dan memberikan layanan terbaik untuk wisatawan selama libur Nataru. “Ini butuh orkestrasi bersama, bagaimana pemerintah daerah bisa memberikan satu guidance bersama untuk menghadapi Nataru ini. Sehingga irama bisa sejalan dari semua sisi unsur-unsur stakeholder pariwisata,” tambahnya.