Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Jelang Libur Akhir Tahun, Wisatawan Nataru Bergeliat

Suasana Taman Fatahillah di Kota Tua, Jakarta. Pada H+3 Hari Raya Idul Fitri lalu kawasan cagar budaya tersebut dipadati wisatawan dari Jakarta maupun daerah-daerah lain di sekitarnya. Foto: Dery Ridwansah/ JawaPos.com (DERY RIDWANSAH) Angka kunjungan di sejumlah destinasi wisata terkenal diprediksi tetap naik selama libur Nataru meski ada kekhawatiran soal cuaca ekstrem. Momok kemacetan diantisipasi dengan sistem buka tutup, pembukaan posko, dan pembatasan angkutan. JPG, Jakarta — ADHITIA Sofyan sepertinya benar, memang ada ’’sesuatu di Jogja”. Kabar tentang cuaca ekstrem boleh bertebaran, tapi tetap saja diperkirakan angka kunjungan wisatawan ke daerah istimewa tersebut di periode libur Natal dan tahun baru (Nataru) meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jawa Pos Radar Jogja melansir, Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) memperkirakan kenaikan 23,94 persen dibandingkan Nataru tahun lalu. Kabupaten Sleman bakal menduduki posisi teratas. Plt Kepala Dinas Pariwisata DIJ Aria Nugrahadi menambahkan, jumlah tamu yang menginap juga diprediksi meningkat 12 persen. Mayoritas atau 96 persen lebih merupakan tamu Nusantara. Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIJ Deddy Pranowo Eryono mengatakan, rata-rata reservasi hotel periode 24 Desember hingga 1 Januari 2025 telah mencapai 85 persen, khususnya di Kota Jogja dan Kabupaten Sleman. Namun, jika ditotal hunian dari seluruh DIJ, reservasi yang sudah masuk sekitar 70–80 persen. ’’Ini berkah bagi kami. Sebab, dilihat dari reservasi itu melebihi tahun lalu,’’ ujarnya saat dikonfirmasi kemarin (14/12). Destinasi andalan Indonesia lainnya, Bali, pun demikian. Memang ada kekhawatiran dampak pemberitaan tentang bencana dan kemacetan. Tapi, Dinas Pariwisata Bali memprediksi wisatawan meningkat 20 persen dibandingkan tahun lalu saat Nataru. PHRI Bali juga optimistis okupansi hotel bisa mencapai di atas 80 persen. Bahkan, kata Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, di beberapa tempat bisa sampai 100 persen. ’’Syukur dengan kebijakan penurunan harga tiket pesawat diharapkan akan kembali menggairahkan liburan wisatawan domestik,” ucap pria yang akrab disapa Cok Ace itu kepada Jawa Pos Radar Bali. Nataru memang momen panen berbagai tempat wisata. Tak hanya yang menjual lanskap alam, tapi juga nuansa religi. Pada libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Jawa Tengah, misalnya, mengutip situs jatengprov.go.id, peringkat pertama jumlah kunjungan wisata justru tercatat di Kompleks Makam Sunan Kalijaga di Kabupaten Demak dengan 292.460 pengunjung. Tempat kedua adalah Masjid Raya Syekh Zayid Surakarta dengan 250.000 pengunjung. Baru kemudian Candi Borobudur yang didatangi 232.330 orang. Dari Jakarta, Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno cukup bersyukur sampai saat ini belum ada laporan pembatalan perjalanan dari anggota-anggota travel agent karena alasan cuaca. ’’Travel plan wisatawan biasanya terbentuk sejak satu bulan sebelum keberangkatan. Jadi, selama tak ada force majeure, kebanyakan rombongan wisata akan tetap pergi sesuai jadwal,” katanya. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) juga tak mau kalah menyambut libur Nataru dengan menyediakan tambahan kuota sebanyak 1.000 tiket per hari. Kepala BB TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha menyampaikan bahwa kuota pengunjung harian normal yang disediakan mencapai 2.750 tiket. Sementara penambahan kuota itu hanya berlaku pada pemesanan pagi hari. ’’Tambahan kuota ini berlaku mulai Senin (23/12/2024) hingga Kamis (2/1/2025). Kami prediksi puncak lonjakan pengunjung terjadi pada hari-hari libur atau tanggal merah pada masa Nataru seperti Rabu (25/12/2024) dan Rabu (1/1/2025),” katanya kepada Jawa Pos Radar Bromo. Antisipasi Kemacetan Selain cuaca ekstrem, momok lain berlibur di momen Nataru adalah kemacetan. Untuk mengantisipasinya, TNBTS akan menerapkan sistem buka tutup skala prioritas dengan menyiapkan empat posko sekaligus lokasi parkir. Masing-masing di Coban Bidadari dan rest area Gubugklakah bagi yang masuk dari Kabupaten Malang dan Pendopo Agung Desa Wonokitri bagi yang masuk dari Kabupaten Pasuruan. Sementara yang masuk dari Kabupaten Probolinggo berada di rest area Polsek Sukapura. Dan, bagi yang dari Kabupaten Lumajang, posko ada di rest area Ranupani. Dinas Perhubungan DIJ juga memperkirakan 9,4 juta orang akan berlalu-lalang di wilayah kerja mereka selama Nataru. Atau naik 6 persen dibandingkan tahun lalu yang jumlahnya 8,9 juta orang. ’’Kami menyiapkan posko pemantauan arus mudik/balik mulai 24 Desember 2024 sampai 4 Januari 2025,’’ ujar Plt Dishub DIJ Wiyos Santoso. Kepala Bidang Lalu Dinas Perhubungan Bali Putu Suryana juga menyampaikan, akan ada imbauan pembatasan angkutan barang tertentu, kecuali angkutan sembako, menjelang hari H/puncak hari mudik/arus balik untuk mengurangi kemacetan. Denpasar diperkirakan macet. Sedangkan destinasi yang diprediksi dipadati pengunjung, antara lain, Bedugul, Kabupaten Tabanan; Canggu, Kabupaten Badung; dan Ubud, Kabupaten Gianyar. ’’Intinya, semua tempat wisata bakal mendapat atensi kami,” kata Putu. (*)