Bandung, IDN Times - Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Jawa Barat membeberkan beberapa penyebab menurunnya okupansi hotel dalam masa libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025.Diketahui, okupansi hotel di Jawa Barat saat libur Natal tahun ini hanya sebesar kurang lebih 45 persen, menurut dari tahun sebelumnya mencapai 60 persen. Sementara pemesanan hotel saat malam pergantian tahun mencapai 55-60 persen, sebelumnya 70-80 persen.Ketua Ketua BPD PHRI Provinsi Jawa Barat, Dodi Ahmad Sofiandi mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan okupansi hotel pada tahun ini. Salah satunya ialah banyaknya wisatawan yang menginap di apartemen dan kos harian.Menurutnya, apartemen ini pada dasarnya tidak memiliki aturan yang jelas dalam hal penyewaan harian."Apartemen yang tidak punya hotel tidak boleh dipakai untuk disewakan. Kemudian tempat-tempat kos sekarang banyak disewakan harian, itu tidak bayar PAD kepada pemerintah," ujar Dodi saat ditemui IDN Times, Rabu (25/12/2024).1. Hotel susah hidup jika okupansi rendahBPD PHRI Provinsi Jawa Barat, Dodi Ahmad Sofiandi (IDN Times/Azzis Zulkhairil)Selain itu, persewaan apartemen harian juga tidak memiliki izin sebagai tempat menginap, dan hal itu diungkapkan Dodi membuat adanya persaingan dengan pengelola hotel. Terlebih hotel sendiri memiliki banyak karyawan dibandingkan penyewaan kamar apartemen harian."Mereka (apartemen) tidak punya pegawai, tidak punya izin, hotel semua lengkap, ya jelas kalah saing secara harga dan lain-lain. Jadi tentu mengurangi jumlah kunjungan ke hotel-hotel, itu," katanya.2. Pemerintah juga berperan dalam menurunnya okupansi hotelilustrasi kamar hotel (pexels.com/@pixabay)Sementara, adanya peraturan pemerintah yang mengurangi perjalanan dinas dari lembaga kementerian sebesar 50 persen juga sangat berpengaruh. Sebab akhir tahun biasanya hotel bisa terbantu okupansinya terhadap perjalanan dinas tersebut."Biasanya bulan Desember ini, kota-kota di Bandung maupun di daerah lain itu tuh penuh oleh orang-orang kementerian untuk rapat di kota Bandung. Nah dengan dipotongnya agenda itu, berarti berkurang jauh yang akhirnya ya okupasi juga berkurang," katanya.3. Depresiasi kelompok menengah juga membuat okupansi menurunilustrasi hotel (pexels.com/@martinpechy)Penyebab terakhir menurunnya okupansi yaitu karena adanya penurunan masyarakat dalam berdarma wisata. Hal itu menurutnya berkaitan dengan depresiasi kelompok masyarakat berpenghasilan menengah."Kelas menengah kini mengerem diri untuk berdarma wisata, karena itu lebih mementingkan untuk kebutuhan keluarga. Jadi lebih pentingkan kepentingan keluarga dan lain-lain," kata dia. Baca Juga: Pemerintah Bangun 20 Ribu Hektare Tambak Ikan di Jabar pada 2025 Baca Juga: Sederet Sindikat Jaringan Narkoba Diungkap BNN Jabar Selama 2024