Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Semesta Berdendang di Qris Jazz Gunung Slamet

› Nusantara›Semesta Berdendang di Qris... Semesta berdendang di Baturraden. Gelaran Qris Jazz Gunung Slamet merayakan karya manusia sekaligus mensyukuri ciptaan Yang Mahakuasa. Oleh WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO · 5 menit baca WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONOMusisi Marcell tampil dalam pergelaran Qris Jazz Gunung Slamet di Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (14/10/2023).PURWOKERTO, KOMPAS – Beratapkan langit dan berselimutkan suhu 24 derajat celsius, ribuan penonton larut dalam melodi dan ritme jazz lincah. Mereka turut berdendang melantunkan tembang-tembang yang dibawakan musisi kenamaan Marcell Siahaan pada ajang Qris Jazz Gunung Slamet.Sejak penampilan perdana membawakan lagu ”Mau Dibawa ke Mana”, Marcell seolah telah berhasil menyihir penonton. Duduk beralaskan hamparan rumput sambil dinaungi pucuk-pucuk pepohanan pinus, damar dan cemara, bahu serta kepala mereka turut bergoyang perlahan. Muda-mudi terutama kelahiran 90-an kian dibuat histeris dan berdebar-debar tatkala musisi papan atas itu turun ke panggung lalu bernyanyi di tengah-tengah para penonton. Pendar layar gawai terus merekam aksi sang musisi.Lihat juga: Semarak Qris Jazz Gunung SlametDeretan lagu-lagu seperti ”Ketika Kau Menyapa”, ”Firasat”, ”Peri Cintaku”, ”Semusim”, ”Takkan Terganti”, dan ”Hanya Memuji” seolah menghipnosis semua yang hadir. Suasana nan syahdu dibalut sorot lampu aneka warna seolah membawa kembali ke masa lalu.Nuansa nostalgia membuat orang-orang turut berdendang juga bergoyang. ”Buat saya, cuacanya menyenangkan. Dinginnya masih manusiawi,” kata Marcell di Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (14/10/2023).KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONOPembukaan pergelaran Qris Jazz Gunung Slamet di Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (14/10/2023).Meski sempat khawatir dan bersiap menghadapi suhu ekstrim, Marcell bersyukur bisa tampil optimal pada pergelaran jazz gunung Slamet yang perdana ini. ”Menurut saya posisi penonton juga menyenangkan. Posisi panggung dan segala macam pas. Jadi ketika men-deliver lagunya pun bisa tersampaikan dengan baik. Hampir 80 persen penonton ikut menyanyikan lagu-lagu saya,” tutur penyanyi bertubuh jangkung ini.Ajang musik Qris Jazz Gunung Slamet sukses digelar di kawasan Wana Wisata Baturraden Palawi, Sabtu (14/12/2023) malam. Pergelaran musik berskala nasional ini diwarnai kolaborasi kesenian tradisional lengger banyumasan, fashion show batik banyumasan, serta diharapkan turut mendongkrak ekonomi masyarakat.”Terima kasih karena kami bisa berpartisipasi dalam acara yang sangat luar biasa sekali. Tujuannya adalah meningkatkan pariwisata domestik kita, khususnya. Insya Allah acara ini bisa terus berjalan secara kontinu dan makin baik lagi di masa mendatang,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti.KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONOMusisi Aditya Ong Trio feat Ganggeng Yudana tampil dalam pergelaran Qris Jazz Gunung Slamet di Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (14/10/2023).Seperti diketahui, Qris Jazz Gunung Slamet diprakarsai Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Rony Hartawan, Inisiator Jazz Gunung Sigit Pramono, Founder Benihbaik sekaligus Penasihat Jazz Gunung Slamet Andy F Noya. Setelah Jazz Gunung Indonesia sukses 15 tahun menggelar ajang musik jazz di Bromo dan Ijen, kini secara perdana jazz gunung digelar di lereng Gunung Slamet, Banyumas.Baca juga: Jazz Gunung Slamet Bakal Digelar Perdana di Baturraden”Ini sebenarnya kita mencoba membangun mimpi karena mimpi itu adalah suatu yang nyata, yang tertunda, membangun mimpi dengan sinergi untuk memberdayakan ekonomi sehingga hasilnya bisa menjadi legacy,” kata Rony.Ia mengisahkan, gagasan membuat pergelaran ini berwal dari bincang-bincang sambil ngopi bersama Andy F Noya setelah ajang Dieng Culture Festival.Menurut Rony, lewat ajang bertajuk ”Baturraden Creative Festival” ini, diharapkan Baturraden bisa naik kelas. Gelaran ini pun turut melibatkan masyarakat setempat khususnya kelompok sadar wisata Kemutug Lor dan para pelaku UMKM. ”Pemberdayaan ekonomi khususnya pariwisata itu punya efek snowball. Kalau event jalan, ada efek bagi kuliner, transportasi, bahkan ekonomi kreatif bisa muncul,” paparnya.KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONOPenari Lengger Lanang, Rianto, tampil dalam pergelaran Qris Jazz Gunung Slamet di Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (14/10/2023).Rangkaian acara diawali dengan sajian musik jazz dari grup musik asal Purwokerto, Jess Kidding. Disusul kemudian penampilan grup musik Jagarta yang membawakan sejumlah lagu, seperti ”Sesaat Kau Hadir” dan juga “Januari”.Penampilan Jagarta kian meriah oleh kolaborasi jazz serta tarian lengger. Rianto, penari Lengger Lanang, naik ke panggung dengan mengenakan topeng serta menari luwes mengikuti irama jazz dari Jagarta.”Agak sedikit kesulitan saat mengikuti ritme iramanya, tapi di sini saya mengambil posisi bagaimana Lengger membaur dengan penonton atau masyarakat. Jazz ini jadi tantangan bagi pegiat lengger bagaimana mengombinasikannya,” tutur Rianto.Sementara itu, di sisi timur, tujuh peraga busana dari Oemah Karnaval berlenggak-lenggok di atas undakan tanah. Layaknya berjalan di atas catwalk fashion show, mereka tampak anggun mengenakan kostum karnaval berbalut batik khas banyumasan.KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONOPergelaran Qris Jazz Gunung Slamet di Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (14/10/2023).Realino Yoga (30) dan istrinya, Gita Hapsari (32), warga Purwokerto, mengatakan senang dengan pergelaran jazz yang juga diwarnai dengan atraksi kesenian tradisional pada awal acara. ”Saya suka jazz, apalagi ini ada Marcell. Tempatnya bagus, di ruangan terbuka, enak. Unik ada lengger dan bisa kombinasi. Ini sesuatu yang fresh,” kata Gita.Warsugi (57), salah satu pedagang pecel di acara ini, pun bersyukur bisa berjualan di acara ini. Sekitar 4 jam dirinya bisa menjual sekitar 300 porsi pecel dengan harga Rp 10.000 per porsi.Kalau event jalan, ada efek bagi kuliner, transportasi, bahkan ekonomi kreatif bisa muncul.Penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesia Standar) sebagai cara pembayaran non-tunai juga membantunya dalam berdagang. ”Pakainya mudah dan tangan tidak perlu kena uang sehingga tetap bersih ketika melayani pembeli,” ujar Warsugi.Dihubungi terpisah, Ketua Badan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyumas Irianto mengapresiasi ajang musik berskala nasional ini. Di Banyumas ada 184 hotel dan 225 rumah makan/restoran anggota PHRI. Acara ini menarik minat wisatawan dari luar daerah dan membuat ekonomi menggeliat dan menambah okupansi hotel sekitar 10 persen dari biasanya sekitar 70 persen menjadi 80 persen.”Kami menyambut baik event-event seperti ini digelar di kemudian hari,” tutur Irianto.KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONOPenari Lengger Lanang, Rianto, tampil dalam pergelaran Qris Jazz Gunung Slamet di Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (14/10/2023).Semarak Qris Jazz Gunung Slamet mewarnai pekatnya malam di Baturraden. Bersama Marcell dan para bintang musisi jazz, semesta pun berdendang merayakan harmoni kehidupan. Di sanalah termaktub spirit Jazz Gunung Indonesia: merayakan karya manusia sekaligus mensyukuri alam semesta ciptaan Sang Mahakuasa. Editor:SIWI YUNITA CAHYANINGRUM