Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Calon Ketua PHRI Surakarta Metty Indriasari : Mari Manfaatkan ...

SOLO,LOKAWARTA.COM-Metty Pilanda Indriasari faham betul bahwa aktif di organisasi akan menyita waktu untuk keluarga dan pekerjaan. Apalagi menjadi ketua, tidak hanya waktu yang tersita, tapi juga tenaga dan pikiran. Namun Metty, begita akrab disapa, mengaku mampu membagi waktu antara pekerjaan (bisnis), keluarga, dan organisasi (sosial). Makanya, dia memberanikan diri maju menjadi calon ketua BPC PHRI Surakarta dalam musyawarah cabang (Muscab) XIII yang digelar Rabu (25/10/2023). Menurut dia, organisasi atau asosiasi yang digeluti itu justri akan mendukung bisnis atau pekerjaannya jika disinergikan, jika organisasi atau asosiasi itu mewadahi bisnis atau pekerjaan. Seperti PHRI yang mewadahi para pelaku atau pengelola hotel dan restoran. “Bekerja dan berorganisasi itu kan tidak 24 jam. Nah dari situ, kita bisa membaginya untuk keluarga. Dan sebisa mungkin, saat week end dan tidak ada acara, waktu kita curahkan untuk keluarga,” kata direksi di tiga hotel iti, Loji Hotel, Pose In Hotel, dan Grand Sae Hotel. Karena itu, Metty mendorong para koleganya pengelola atau pemilik hotel serta pemilik dan pengelola resto di untuk aktif di PHRI atau Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia. Namun lulusan S2 Ekonomi Bisnis Universitas Atmajaya Yogyakarta itu mengakui, bahwa BPC PHRI Surakarta belum dikelola secara optimal. Kegiatannya hanya sebatas kumpulan, arisan, dan piknik. Partisipasi para anggota/pengurus pun masih rendah sehingga kebijakan seringkali dilakukan secara top down. “Kalau saya nanti terpilih sebagai ketua BPC PHRI Surakarta, yang seperti ini tidak boleh terjadi. PHRI harus memberi manfaat (secara ekonomi) bagi para anggota dan pengurusnya, tidak hanya sebatas mendapat informasi dari sana sini saja,” kata Metty. “BPC PHRI Surakarta harus mampu membuat event besar yang melibatkan seluruh anggota. Seperti halnya Kadin menggelar Solo Great Sale. Saya yakin dengan kekuatan yang dimiliki, BPC PHRI Surakarta mampu.” Sebagai pengurus BPC PHRI Surakarta selama 10 tahun atau dua periode menjadikan Metty paham betul dengan keberadaan asosiasi tersebut. Karena itu, pihaknya meminta para anggota/pengurus BPC PHRI Surakarta harus bersatu, tidak ada lagi gap antara hotel bintang dan nonbintang, semua sama dan setara dalam wadah PHRI. “Saya merasakan betul suasana seperti ini, sebab sebelum hotel yang saya kelola ini menjadi hotel bintang (tiga), sebelumnya adalah hotel nonbintang, kelas melati,” kata Metty. “Tapi teman-teman pengelola hotel nonbintang juga harus siap untuk membenahi manajemen, fasilitas, dan layanannya. Sehingga kalau jualan atau menawarkan kamar hotel bersama-sama bisa sejalan.” “Sekarang ini banyak lo, wisatawan backpaker yang jalan-jalan sendirian tanpa keluarga. Nah, itu pasar potensial yang bisa dibidik,” kata istri dari Wedi Asmara, wakil ketua Kadin Surakarta. Lebih lanjut Metty mengatakan, pembangunan pariwisata di Kota Solo saat ini sedang begitu pesat, terutama terkait dengan 17 titik prioritas pembangunan yang dicanangkan Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka. Menurut dia, hal ini adalah peluang bagi PHRI untuk menjalin kolaborasi dengan pemerintah, guna memajukan sektor pariwisata. Dari 17 titik prioritas pembangunan itu, terdapat sektor pariwisata khususnya perhotelan dan restoran. Untuk itu, ke depan PHRI bisa berkolaborasi dengan pemerintah Kota Surakarta dan stakeholder lainnnya bersama sama memajukan sektor pariwisata. Dikatakan, upaya yang dilakukan pemerintah kota untuk memajukan pariwisata sudah sangat baik. Hanya saja terkadang kurang maksimal. Dan di sinilah peran PHRI harus dimunculkan. “Seringkali program pembangunan pariwisata yang dilakukan pemerintah, kurang berkembang, karena promosinya masih kurang. Nah, saya ingin PHRI nantinya bisa menjadi motor penggerak dari berbagai promosi pariwisata,” kata Metty. Untuk itu nantinya PHRI perlu melakukan kolaborasi dengan berbagai stakeholder guna membangun ekosistem pariwisata yang benar-benar berkembang. “Jika kita dengan cerdas menangkap peluang yang ada, maka diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisata ke Kota Solo,” ujar GM Loji Hotel, Pose In Hotel, dan Grand Sae Hotel. “Kalau banyak wisatawan yang masuk, tentunya yang diuntungkan adalah kita semua terutama perhotelan. Karena sektor utama dalam pariwisata di Kota Solo adalah perhotelan. Itu nomor satu,” tandas Metty. Musyawarah Cabang / Muscab PHRI Surakarta dengan agenda pemilihan ketua yang baru, akan digelar Rabu 25 Oktober 2023. Tiga kandidat akan berkompetisi. Selain Metty yang merupakan kandidat termuda, kandidat lain adalah Purnomo dan Joko Sutrisno. Bekal yang cukup sebagai pengurus BPC PHRI Surakarta dan pengalaman mengelola tiga properti hotel itu memantabkan Metty P Indriasari untuk maju dalam bursa pemilihan Ketua BPC PHRI Surakarta periode 2023 – 2028. “Awalnya saya tak berpikiran ke sana (mencalonkan diri sebagai ketua BPC PHRI Surakarta), namun karena dukungan teman-teman pengurus, terutama para senior, maka saya memberanikan diri untuk maju,” kata Metty optimis bisa menjadi orang nomor satu di BPC PHRI Surakarta dalam Muscab nanti. Selain memiliki visi misi yang bagus, secara personal kakak kandung Ketua KADIN Kota Surakarta Ferry Indrianto itu juga sudah sangat dekat dengan para anggota PHRI, terutama yang sudah terdaftar secara resmi dan punya STA. “Saat ini saya sudah cukup intens menjalin komunikasi dengan teman-teman anggota PHRI, agar dalam pemilihan nanti berkenan mendukung saya,” pungkasnya.(*) Editor : Nathanael Timur Sumber :